Senin, 01 April 2013

Psikoanalisis

Pengertian dan Sejarah Psikoanalisis
Psikoanalisis dimulai dengan pengobatan pasien dengan hipnosis. Ditahun 1881 Anna O, seorang wanita muda neurotik yang menderita gangguan visual dan motorik yang multipel dan perubahan kesadaran, diobati oleh dokter ahli penyakit dalam dari Vienne, Josef Breuer. Ia mengamati bahwa gejala pasien menghilang jika ia mengekspresikannya secara verbal saat dihipnosis. Sigmeun Freud dan Breuer menggunakan tehknik secara bersama. Mereka mendorong pasiennya untuk berkonsentrasi dengan mata tertutup pada ingatan masa lalu yang berhubungan dengan gejala mereka. Metoda konsentrasi tersebut akhirnya menjadi teknik asosiasi bebas. Freud menginstruksikan pasiennya untuk mengatakan apa saja yang datang ke dalam pikirannya, tanpa menyensor pikiran mereka. Metode ini masih sering digunakan sekarang dan merupakan salah satu ciri psikoanalisis, melalui mana pikiran dan perasaan yang berada dalam alam bawah sadar dibawa ke dalam alam sadar.
Dalam The Interpretation of Drewns, Freud menjelaskan model topografik dan pikiran yang terdiri dari alam sadar (conscious), alam prasadar (preconscious), dan alam bawah dasar (unconscious). Pikiran sadar dianggap sebagai kesiagaan. Prasadar, di mana pikiran dan perasaan mudah masuk ke kesadaran, dan bawah sadar, di mana pikiran dan perasaan tidak dapat disadari tanpa melewati tahanan yang kuat. Bawah sadar mengandung bentuk fungsi pikiran nonverbal dan membangkitkan mimpi, parapraksis (lidah terpeleset), dan gejala psikologis.
Psikoanalisis menekankan konflik antara dorongan bawah sadar dan pertimbangan moral yang dimiliki pasien terhadap impuls mereka. Konflik tersebut menyebabkan fenomena represi, yang dianggap sebagai patologis. Asosiasi bebas memungkinkan ingatan yang terepresi diungkapkan kembali dan dengan demikian berperan dalam penyembuhan.

Tujuan
Kebutuhan utama untuk psikoanalisis adalah integrasi bertahap material yang sebelumnya direpresi ke dalam struktur kepribadian total. Tugas anlisis pada awalnya adalah mempersiapkan pasien untuk menghadapi material yang menimbulkan kecemasan yang telah diungkapkan. Pasien diajarkan untuk menyadari pikiran dan perasaannya yang paling dalam dan untuk mengenali resistensi alami dan kemauan atau kemampuan pikiran untuk menghadapi secara langsung material psikis yang mencemaskan. Pasien dan ahli analisis jarang mengikuti jalur langsung ke tilikan
Psikoterapi terbagi secara kasar dalam tiga golongan yang besar menurut tujuannya, yaitu:
  1. untuk membuat orang bahagia dan sejahtera;
  2. untuk membuat orang mengetahui dan mengerti;
  3. untuk membuat orang bertindak harmonis dan memuaskan dengan lingkungannya.

Linkungan Analisis
Lingkungan analisis yang biasanya adalah pasien berbaring pada dipan atau sofa dan ahli analisis duduk di sebelahnya, sebagian atau sama sekali di luar lapangan pandang pasien. Dipan membantu ahli analisis menimbulkan regresi terkendali yang mempermudah timbulnya material yang rerepresi. Posisi pasien yang berbaring dengan kehadiran ahli analisis yang penuh perhatian hampir selalu menciptakan kembali secara simbolik situasi orang tua anak pada kehidupan awal, yang bervariasi dari satu pasien ke pasien lain. Posisi juga mewbantu pasien memusatkan perhatian pada pikiran, perasaan, dan khayalan dalam, yang selanjutnya dapat menjadi pusat asosiasi bebas.

Peranan AhIi Analisis
Idealnya, ahli analisis yang telah menjalani psikoanalisis pribadi sebagai bagian dan latihan mereka mampu untuk mempertahankan sikap objektivitas atau netralitas yang kepada pasien, mencoba untuk tidak menanamkan kepribadian atau sistem nilai dirinya sendiri.

Lama Terapi
Pasien dan ahli psikoanalisis harus siap untuk terlibat dalam proses untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Psikoanalisis mernbutuhkan waktu antara tiga dan enam tahun, kadang-kadang lebih lama. Sesion biasanya dilakukan empat atau lebih dalarn seminggu masing-masingnya selama 45 sampai 50 menit. Beberapa analisis dilakukan dengan frekuensi yang lebih jarang dan dengan sesion yang bervaniasi dan 20 saiupai 30 menit.

Metoda Terapi
Aturan dasar psikoanalisis adalah bahwa pasien setuju untuk jujur sepenuhnya terhadap ahli analisis dan menceritakan segala sesuatu tanpa pilih-pilih. Freud menarnakan teknik yang memungkinkan kejujuran tersebut sebagai asosiasi bebas.
  • Asosiasi bebas. Dalam asosiasi bebas, pasien mengatakan segala sesuatu yang datang ke dalam pikirannya tanpa adanya penyensoran, terlepas dan apakah mereka rasakan pikiran tersebut tidak dapat diterima atau memalukan, itu tidak penting. Asosiasi dipimpin oleh tiga jenis tenaga bawah sadar: konflik patogenik neurosis, keinginan untuk sembuh, dan keinginan untuk menyenangkan ahli analisis. Peranan antara faktor-faktor tersebut menjadi kompleks. Sebagai contohnva, suatu pikiran atau impuls yang tidak dapat diterima bagi pasien dan yang merupakan bagian dan neurosisnya dapat bertentangan dengan harapan mereka untuk menyenangkan ahli analisis, yang, mereka anggap, juga merasakan impuls sebagai tidak dapat ditenima. Tetapi jika pasien mengikuti aturan dasar, mereka dapat mengatasi tahanan.
  • Perhatian mengalir bebas (free-floating attention). Jawaban ahli analisis terhadap asosiasi bebas pasien adalah cara mendengarkan yang khusus, yang dinamakan perhatian mengalir bebas. Ahli analisis membiarkan asosiasi pasien menstimulasi asosiasi mereka sendiri dan dengan demikian mampu untuk melihat tema dalam asosiasi bebas pasien yang mungkin dicerminkan kembali kepada pasien kemudian atau pada beberapa waktu kemudian. Perhatian ahli analisis yang cermat kepada pengalaman subjektifnya sendini adalah bagian yang tidak dapat diterima dari analisis.
  • Aturan abstinensi. Dengan mengikuti aturan abstinensi, pasien mampu menunda pemuasan tiap keinginan instinktual seperti membicarakannya dalam terapi. Ketegangan yang ditimbulkan menghasilkan asosiasi relevan yang digunakan oleh ahil analisis untuk meningkatkan kesadaran pasien. Aturan tersebut tidak dimaksudkan abstinensi seksual, tetapi, dengan tidak mengijinkan lingkungan terapi memuaskan harapan infantil pasien akan cinta dan kasih sayang.

Proses Analitik
Transferensi pertama kali dijelaskan oleh Freud dan mempermasalahkan perasaan dan perilaku pasien terhadap ahli analisis yang didasarkan pada keinginan infantil pasien terhadap orang tua atau tokoh orang tuanya. Perasaan tersebut adalah tidak disadari tetapi diungkapkan dalam neurosis transferensi, di mana pasien berjuang untuk mernuaskan harapan infantil bawah sadar mereka melalui ahli analisis. Transferensi dapat positif, di mana ahli analisis perlu dilihat sebagai orang dengan nilai, kemampuan, dan karakter yang luar biasa; atau dapat negatif, di mana ahli analisis menjadi perwujudan apa yang dirasakan atau ditakuti pasien dan tokoh parental pada masa lalu. Transferensi negatif dapat diekspresikan dan dialami dalam cara yang sangat labil dan berubah-ubah, khususnya pada pasien dengan kepribadian yang digambankan sebagai ambang atau narsistik. Kedua situasi tersebut mencerminkan kebutuhan pasien untuk mengulangi konflik pada masa anak-anak yang belum terpecahkan. Peranan ahli analisis adalah meinbantu pasien mendapatkan kembali tilikan yang sesungguhnya tentang distorsi transferensi dan, melalui tilikan, meningkatkan kemampuan pasien untuk memuaskan hubungan yang didasarkan pada harapan yang matang dan realistik, bukannya khayalan yang irasional dan masa anak-anak.
Interpretasi. Dalam psikoanalisis, ahli analisis menjelaskan pada pasien tentang interpretasi peristiwa psikologis yang sebelumnya tidak dimengerti oleh pasien atau tidak berarti bagi pasien. Interpretasi harus tepat waktunya. Ahli analisis mungkin memiliki suatu rumusan di dalam pikirannya, tetapi pasien mungkin tidak siap untuk menghadapinya secara langsung karena berbagai faktor, seperti tingkat kecemasan, transferensi negatif, dan stress kehidupan eksternal. Ahli analisis mungkin memutuskan untuk menunggu sampai pasien dapat mengerti interpretasi secará lengkap. Waktu interpretasi yang tepat rnemerlukan keterampilan kilnis yang besar.
Transferensi balik (countertransference).Seperti istilah “transferensi” digunakan untuk mencakup keseluruhan rentang perasaan pasien untuk dan terhadap ahli analisis, “transferensi balik” mencakup spektrum luas reaksi analisis terhadap pasien. Transferensi balik memi!iki komponen bawah sadar yang didasarkan pada konflik yang tidak disadari oleh ahli analisis. Ideailnya, ahli analisis harus menyadari masalah transferensi balik, yang dapat mengganggu kemampuan ahli analisis untuk tetap terpisah dan objektif. Ahli analisis harus menghilangkan halangan tersebut dengan analisis lebih lanjut atau analisis diri sendiri, Tetapi, pada beberapa pasier atau kelompok pasien, ahli analisis tertentu tidak berfungsi dengan baik, dan dokter yang berpengalainan, yang menyadari kenyataan tersebut, merujuk pasien tertentu kepada sejawatnya.
Ikatan terapetik. Di sampiig masalah transferensi dan transferensi balik, suatu hubungan nyata antara ahli analisis dan pasien melibatkan dua orang dewasa yang memasuki kerja sama, dinamakan sebagai ikatan terapetik atau kerja. Keduanya mempersiapkan dirinya sendiri untuk menggali masalah pasien, untuk menegakkan kepercayaan yang saling menguntungkan, dan untuk bekerja sama satu sama lain urtuk mencapai tujuan kesembuhan yang realistik atau meaghilangkan gejala.
Resistensi Freud percaya bahwa gagasan atau impuls bawah sadar adalah direpresikan dan dicegah supaya tidak memasuki kesadaran karena ha! tersebut adalah tidak dapat diterima bagi kesadaran karena suatu alasan. Ia memainkan fenomena tersebut sebagai resistensi, yang perlu diatasi jika analisis berjalan. Resistensi kadang-kadang merupakan proses sadar yang dimanifestasikan dengan menahan informasi yang relevan.

Indikasi Terapi
Indikasi utama psikoanalisis adalah konflik psikologis yang berlangsung lama yang telah menimbulkan gejala atau gangguan. Hubungan antara konflik dan gejala rnungkin langsung atau tidak langsung. Psikoanalisis dianggap efektif dalam mengobati gangguan kecemasan tertentu, seperti fobia dan gangguan obsesif-kompulsif, gangguan depresif ringan (gangguan distimik), beberapa gangguan kepribadian, dan beberapa gangguan pengendalian impuls dan gangguan seksual. Tetapi, lebih penting dari diagnosis adalah kemampuan pasien untuk membentuk persetujuan analitik dan mempertahankan komitmen terhadap proses analitik yang semakin dalam yang membawa perubahan internal melalui peningkatkan kesadaran terhadap diri sendiri. Freud percaya bahwa pasien juga mampu membentuk perlekatan transferensi yang kuat kepada ahli analisis (dinamakan neurosis transferensi), tanpanya analisis tidak dimungkinkan. Hal tersebut mengecualikan sebagian besar pasien psikotik karena kesulitan mereka dalam membentuk ikatan afektif dan realistik yang penting untuk perkembangan dan resolusi neurosis transferensi. Ego pasien dalam analisis harus mampu mentoleransi frustrasi tanpa berespon dengan suatu bentuk penentangan (acting out) yang serius atau pindah dan satu pola patologis ke pola lain. Hal tersebut mengecualikan sebagian besar pasien ketergantungan obat, yang dianggap tidak mampu karena ego mereka tidak mampu menoleransi frustrasi dan kebutuhan emosional dan psikoanalisis.

Kontraindikasi Terapi
Berbagai kontraindikasi untuk psikoanalisis adalah relatif, tetapi masing-masingnya harus dipertimbangkan sebelum melakukan terapi.
  • Usia. Biasanya, hanyak ahli analisis percaya bahwa sebagian besar orang dewasa yang berusia di atas 40 tahun tidak memiliki fleksibilitas yang cukup untuk perubahan. Tetapi yang lebih penting dari usia adalah kapasitas pasien individual untuk introspeksi secara bijaksana dan keinginan untuk berubah. Calon ideal ádalah biasanya dewasa muda, anak – anak tidak mampu mengikuti aturan asosiasi bebas.
  • Pasien juga harus cukup cerdas untuk mengerti prosedur dan untuk bekerja sama dalam proses.
  • Klinisi dan peneliti percata bahwa pasien dengan gangguan kepribadian anti social adalah prediktor paling negatif dari respon psikoterapi.
  • Pada pasien dengan keterbatasan waktu dapat dipertimbangkan terapi lain.
  • Analisis dengan sifat hubungan teman, saudara dan kenalan di kontraindikasikan karena mengganggu transferensi dan objektifitas ahli analisis.

Hasil Terapi
Analisis membantu menurunkan kekuatan konflik dan membantu menemukan cara yang dapat diterima untuk menghadapi impuls yang tidak dapat diturunkan. Tujuan akhir adalah menghilangkan gejala, dengan demikian meningkatkan kemampuan pasien untuk bekerja, bersenang – senang dan mengerti diri sendiri. Psikoanalisis dianggap efektif pada beberapa keadaan untuk banyak gangguan.

Sumber:
  1. Maramis, Psikoterapi. 1998 Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Penerbit Universitas Airlangga.
  2. Tomb, David. 2004. Buku Saku Psikiatri. Jakarta: EGC.
  3. Gerald, Corey. 2004. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.
  4. Hukom A. 1979. Hypnotherapy. Jakarta: Yayasan Dharma Graha.
  5. Bachtiar, Didi. 1977. Tatalaksana Psikoterapi Untuk Pasien Mental. Jakarta: Grafika Utama Sakti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar